Spanyol-Portugal Gelap Gulita: Krisis Energi Picu Kiamat Listrik?

Spanyol dan Portugal mengalami pemadaman listrik massal yang mengganggu kehidupan jutaan orang. REN Portugal menjelaskan bahwa fenomena atmosfer yang tidak biasa menjadi penyebab utama ketidakseimbangan suhu ekstrem, yang kemudian memicu pemadaman tersebut.

Teresa Ribera, wakil presiden senior Komisi Eropa, menegaskan kepada Radio 5 Spanyol bahwa tidak ada indikasi sabotase atau tindakan disengaja dalam insiden ini. Penjelasan resmi dari REN Portugal menyebutkan adanya osilasi yang menyebabkan hilangnya sinkronisasi dalam sistem kelistrikan, mengakibatkan gangguan beruntun di seluruh jaringan Eropa yang saling terhubung.

Red Eléctrica de España (REE), operator jaringan listrik Spanyol, menggambarkan situasi ini sebagai el cero, yang berarti pemadaman total. Upaya pemulihan tegangan segera dilakukan, dimulai dari wilayah utara, selatan, dan barat Semenanjung Iberia.

Dua perusahaan energi raksasa Spanyol, Endesa (dengan 10 juta pelanggan) dan Iberdrola, bekerja sama erat dengan REE sesuai dengan protokol yang telah ditetapkan untuk mengatasi krisis ini.

Menurut Georg Zachmann, seorang peneliti senior di Bruegel, pemadaman terjadi secara bertahap, dimulai dari pembangkit listrik, termasuk satu di Prancis, ketika frekuensi jaringan turun di bawah standar Eropa 50 Hz. Penurunan frekuensi ini memicu serangkaian pemutusan daya.

Dampak pemadaman sangat luas, mempengaruhi rumah tangga, perkantoran, layanan kereta api, dan lampu lalu lintas di kedua negara. Kehidupan sehari-hari terganggu secara signifikan bagi jutaan warga. Redes Energéticas Nacionais (REN) Portugal melaporkan bahwa pemadaman dimulai sekitar pukul 11 pagi.

Analisis Lebih Lanjut: Insiden ini menyoroti kerentanan infrastruktur energi terhadap fenomena alam yang ekstrem dan pentingnya sistem cadangan yang kuat. Pemulihan yang cepat dan koordinasi antara berbagai operator menunjukkan kesiapan dalam menghadapi krisis energi.