• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

AI Kuasai Manusia? Sang Pencipta Berkata Lain!

img

Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai salah satu Godfather of AI, kembali menyuarakan kekhawatirannya mengenai potensi bahaya kecerdasan buatan (AI). Hinton, yang juga merupakan tokoh penting di balik pengembangan teknologi AI modern, bahkan menyebut kemungkinan AI dapat menyebabkan kepunahan manusia, terutama jika digunakan dalam persenjataan militer.

Peringatan ini bukan tanpa dasar. Hinton, yang meraih Nobel pada tahun 2024, telah lama mengamati perkembangan pesat AI dan implikasinya. Ia bahkan rela mengundurkan diri dari Google pada tahun 2023 agar dapat berbicara lebih terbuka tentang risiko AI tanpa memengaruhi perusahaan tempatnya bekerja.

Dalam sebuah wawancara dengan CBS, Hinton menggambarkan situasi ini seperti memelihara anak harimau yang lucu. Cara paling mudah untuk memahaminya adalah kita seperti seseorang yang mempunyai seekor anak harimau yang lucu. Kecuali kamu bisa sangat yakin kalau harimau itu tidak akan membunuhmu saat sudah besar, kamu harus berhati-hati, jelasnya.

Hinton juga menyoroti kecepatan perkembangan AI. Lihatlah bagaimana (AI) lima tahun lalu dan bandingkan dengan kondisi saat ini. Hitung perbedaannya dan bayangkan apa yang terjadi ke depannya. Itu sangat menakutkan, tambahnya.

Lebih lanjut, Hinton mengungkapkan kekecewaannya terhadap Google yang kini mulai memanfaatkan AI untuk keperluan militer, sebuah langkah yang sebelumnya ditolak oleh perusahaan tersebut.

Hinton bahkan mengakui bahwa ia setuju dengan pandangan Elon Musk, yang juga sering memperingatkan tentang bahaya AI. Saya berada di posisi yang sulit karena harus setuju dengan pandangan Elon Musk untuk hal ini, yaitu ada kemungkinan sebesar 10-20% kalau hal ini (AI) bakal mengambil alih, namun itu hanyalah tebakan liar, ungkap Hinton.

Pernyataan Hinton ini menambah daftar panjang kekhawatiran tentang arah pengembangan AI. Meskipun AI menawarkan potensi besar, penting untuk mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul dan memastikan pengembangan teknologi ini dilakukan dengan hati-hati dan bertanggung jawab.

Perkembangan AI yang pesat membutuhkan regulasi yang tepat untuk mencegah potensi penyalahgunaan.

© Copyright 2024 - POTRET SULSEL
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads